PART 1 (ketika pergi adalah jalan terbaik)
Ketika pergi adalah jalan terbaik
Sinopsis :
Ini tentang aku
yang berharap dan menyukai dia lelaki yang tak tersentuh,semua terasa buta
bagiku semenjak menyukainya.Hari-hariku di penuhi olehnya tapi kutahu dia
sangat sulit ku gapai...sampai suatu hari aku memilih melangkah untuk pergi
bukan karena merasa lelah tapi memang semua itu terasa sia-sia.
***
Sinar matahari
membangunkan tisa dari tidurnya yang nyenyak,mata yang memang sejak lahir itu
ditakdirkan sipit menjadi semakin sipit oleh sinarnya sang surya yang menembus
jendela kamarnya,membuatnya kesal seketika itu juga
“arkkk” desisnya
sambil bangun terduduk
Bukan ke toilet
atau ke dapur tisa malah sibuk mengotak atik ponselnya,dia kembali menghela
nafas lalu melempar asal ponselnya
“nggak di bales
lagi cuy” ucapnya lalu menuju ke toilet
Setelah beberapa
menit melakukan retunitasnya sehari-hari untuk mempersiapkan dirinya ke sekolah
akhrnya tisa menuju ke sekolah diantar
supirnya.
“pak nggak usah
jemput aku yah” ucap tisa sambil melihat ke pak ujang yang sedang menyetir
“lah kenapa?”
ucapnya
“anu.....”ucap
tisa memikirkan alasan untuk berbohong
“ahh,,nggak usah
bohong jujur saja non” ledek pak ujang
“aku mau
lihat,temen aku main taekondow”
“walah,temen atau
demen non” ledeknya
“ishh temennn’
ucapku
“nah udah
sampe,dah pak ujang” sapa tisa yang memang selalu ceria
***
tisa berlari
pelan melihat temannya sedang berjalan di koridor
“ nana,tungguin
gue”
Nana yang
merupakan sahabat tisa berhenti berjalan
“lo jadikan
nonton?” ucap tisa sambil ngos ngosan
“jadi..tenang aja,kenapa
deh lo tumben mau nonton gituan”
“yahh kepengen
aja..kan tirta main gue harus nonton” ucap tisa tersenyum dalam diam
Nana hanya
menggelengkan kepalanya ngeh melihat sahabatnya itu.
setelah pelajaran
dimulai tisa sibuk melirik bangku belakang pojok kiri,sesekali doang kalau
cowoknya balas natap pasti tisa sok ngalihin penglihatannya..
*
“sa gue perhatiin
dari tadi lo merhatiin tirta mulu deh” ucap nana saat pelajaran telah berakhir
“masa sih,jelas
banget yah?” tanyanya sambil membereskan barang-barangnya
“ya iyalah,sa lo
nggak usah deh ngarep sama dia.susah
tahu dapetinnya malah cuek banget lagi anaknya”
“ahhhh,nggak gue
hanya perlu berjuang lebih keras”
Nana kembali
menatap kkesal sahabatnya itu,lalu mereka pun beranjak untuk melihat pertandingan
taekondow
“na gue
deg-degan,kalau dia di pukulin kenapa?”
“yah mana gue
tau,mati kali”
“lo ma jahat”
ucap tisa sambil memperhatiakn tirta yang sedang bertanding
Semua
teriakan menggema untuk tirta yang
berhasil memenangkan pertandingan begitu juga tisa yang sudah girang-girang
dari tadi
Dengan penuh
percaya diri tisa menuju ke arah tirta untuk sekedar mengucapkan selamat atas
keberhasilannya
“selamat Ta” sapa
tisa dengan ceria sambil mengulurkan tangannya
Tirta
diam,tipikalnya tapi akhirnya mengulurkan tangannya juga
“thanks” ucapnya
“lo nggak mau
ucapin selamat buat gue?” ucap tirta menatap nana
“hah?ohhh,,selamat
ya” ucap nana sambil mengulurkan tangannya
“yaudah gue
kesana dulu” ucap tirta diangguki oleh tisa dan nana
Keesokan harinya
tisa begitu bahagia,chatnya di balas oleh tirta benar-benar weekend yang
menyenangkan untuk tisa
Baru saja tisa
ingin memencet tombol hijau untuk menghubungi nana,jari tisa berhenti di
udara,terdiam sejenak mencerna pesan singkat dari tirta
Nggak cuman
dingin tapi nyakitin juga
Tirta : gue boleh nanya nggak?
Tisa: Nanya apa?
Tirta : Kalau gue ngajakin
nana jalan,dia mau nggak ya?
Tisa: gue nggak tau,udah dulu ya.gue ada urursan,bye.
Seketika genangan
air matanya tak sanggup lagi iya bendung,pantas saja kemarin mata tirta ke arah
nana,bukan ke arahnya..dan mungkin saja nana tau kalau tirta suka padanya
makanya tisa disuruh untuk berhenti berharap
***
Hari demi hari
hubungan tirta dan tisa berjalan dengan baik tapi hanya sebatas perantara
antara tirta dan nana,awalnya tisa senang karena kedekatan mereka tapi setelah
berjalannya waktu ada rasa jengah dan jenuh yang dia rasa..
Seperti hari ini
tirta meminta tisa untuk datang di taman untuk berbiacara
“hai” sapa tirta
tersenyum
Tisa hanya
tersenyum
“andai senyum itu
tulus untuknya” batinnya
“ada apa” ucap
tisa
“ini tentang nana
sa” ucapnya
Tisa menghela
nafas lalu melirik tirta yang sedang menatap kedepan
“kenapa?”
“gue mau ngajakin
dia dinner,tapi kapan? Rencana gue juga mau nembak dia pas dinner,menurut lo
gimana?” ucapnya terus menerus
Tisa
terdiam,membuat tirta menatapnya
“sa, kasi gue
pendapat lo dong,gue tau lo pasti bosen kar---“
“iya gue bosen”
potong tisa
Membuat tirta
menatap tisa sedikit terkejut dengan perkataan tisa
Tisa balas
menatapnya,dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya
“gue mau nanya
deh?kapan lo bisa ngelihat gue??” ucap tisa tirta terdiam sedikit tak percaya
“jawab Ta,gue
yang selalu ada saat lo butuh,dan yang pasti gue lebih dulu cinta lo dari pada
nana” tisa menatap kedepan sambil menyeka air matanya
“dan lo tahu
gimana sakitnya saat orang yang lo cintai mencintai sahabat lo sendiri.”
“sorry..gue nggak
tahu” ucap tirta
Tisa tersenyum
“emang bener kata
nana susah banget dapetin lo,gue pikir dengan gue berjuang lebih keras gue bakal
dapetin lo tapi nggak semudah yang gue kira”
“sa gue nggak
tahu harus ngomong apa” ucap tirta
Tisa menatap
tirta
“lo nggak perlu
ngomong apa-apa,gue lega lo udah tahu..lo tenang aja gue nggak akan lagi
berharap sama lo,gue bakal mundur” ucapnya lalu melangkah pergi.
Apa pernah kau melihatku?walau
sekali saja...Aku seperti udara yang selalu kau hirup, seperti angin yang
selalu di dekatmu,seperti awan yang melindungimu dari terik,seperti api yang
memberimu kehangatan..tapi tak pernah kau lihat,aku selalu tertinggal selangkah
di depanmu,aku selalu lambat dalam segala hal di matamu.
#D.M
#DILLOV
Komentar
Posting Komentar